Kamis, 09 Mei 2013

Entahlah

Entahlah sekarang yang ingin aku lakukan hanya memperhatikanmu dibalik sikap ketidakpedulianku
Aku muak entahlah apa yang aku benci
Aku letih entahlah apa yang membuatku seperti ini
Kamu masih berdiri mematung dengan sikap dinginmu
Membanggakan sikap egois yang terlihat menyebalkan bagiku
Kamu masih saja tak memperdulikan perubahan ini
Aku ingin kamu peduli, tolong tanyakan padaku apa yang terjadi
Jangan dingin seperti ini..
Sosokmu kadang memang menyenangkan tapi kadang juga menyesakkan
Iya menyesakkan, jika ketidakpedulianmu mulai tampak
Entah apa yang salah? entah siapa yang patut disalahkan?
Aku memekik menahan tangis karena ini
Tapi kamu memandangku dengan tatapan bodoh,yang seolah buta dengan apa yang kamu lihat
Entahlah,aku tak tau harus bagaimana lagi..
Mungkin sekarang aku harus berhenti menyapamu
Berhenti memberi senyuman atas pesan singkatmu
Berhenti memperdulikan sapaan manjamu
Aku ingin memberi tahu padamu bagaimana rasanya jadi aku
Bagaimana rasanya diabaikan
Agar kamu bisa menghargai dan memahami seseorang
Agar kamu tak lagi membanggakan keegoanmu
Entah sampai kapan aku begini
Yang ingin aku tau,kamu berkata "Maaf atas pengabaian yang aku lakukan"
Lalu kamu memelukku dan berkata "Aku tak ingin mengulang sakit ini lagi".

Kamis, 02 Mei 2013

Bunda

Bunda...
Nama yang selalu aku sebut saat aku terisak dalam asa,sadarku kini aku harus bisa tanpamu.
Tanpa tuntunan tatih tanganmu lagi.Tanpa pelukan kecil yang manja lagi.
Seperti tersayat ketika Bunda berkata "Bunda membiarkanmu bukan karena tak peduli,tapi karena Bunda ingin kamu belajar mengambil keputusan atas mana yang terbaik untuk dirimu sendiri"
Bisakah Bunda tidak mengatakan hal itu padaku?
Aku merasa asing sekarang, dengan kemandirianku dan kedewasaanku
Aku bisa membuat seduan teh sendiri, aku juga bisa menanak nasi sendiri.
Tapi ketika rapuh,sakit dan geram membelenggu
Lalu rindu serta rintihan tangisku akan Bunda tak tersampaikan
Aku ingin kembali menjadi putri kecilmu yang selalu menjadi sebab atas bahagiamu ketika melihat aku tertawa karena tingkah godamu
Bukan manja Bunda, aku lelah akan semua
Aku lelah akan rentetan masalah yang aku hadapi
Aku masih ingin memutar waktu dimana pelukan kecil itu masih aku rasakan
Kadang aku ingin memeluk dan merasakan itu lagi
Tapi untuk itu pun aku sudah tak pantas
Aku ingin menjadi Putri kecil yang selalu kau timang saat malam mulai mendingin
Dan selalu mendapatkan kecupan indah dikening lalu kau beri hadiah senyum saat aku akan terlelap.

Bunda...
Aku letih disini
Tapi aku tau, Kau lebih letih disana..
Kau selalu pandai memberi senyum untuk semua masalahmu
Menahan perih saat kau tersayat akan serpihan kaca-kaca kehidupan

Bunda...
Ajarkan aku bagaimana menjadi wanita kuat sepertimu
Ajarkan aku bagaimana menjadi wanita penyabar sepertimu
Dan ajarkan aku bagaimana menutup dan menahan sakit dengan senyum sepertimu

Bunda...
Doaku tak lepas untuk tak menyebut namamu
Untuk sang malaikat pelindungku setelah Tuhanku
Terimakasih untuk semua tetesan keringat dan tetesan airmata yang pernah kau keluarkan untukku
Mungkin untuk membalasnya aku tidak mampu dan tak akan pernah mampu
Aku hanya meminta pada Bunda,tetaplah menjadi penenang dan penguat untukku
Karena Bunda dan hanya Bunda yang menjadi alasan aku mampu hingga dapat berdiri disini bersama kebahagiaanku :)

Jumat, 12 April 2013

Sakit-Ku

Sakitku terpasung ribuan kenangan yang pernah ada. Tersiksa oleh belenggu yang semakin membuatku terisak.
Masih dengan hati yang sama saat kamu masih disini.
Aku membisu saat ceceran darah melengkapi luka ditangan ini. Mungkin tak sebanding dengan sakit yang kamu buat.
Ya aku merasakan sakit memang tapi tak ada yang lebih sakit jika yang tersayang tak pernah peduli dan lebih memilih bahagia dengan orang lain. 
Padahal disisi lain dia berusaha untuk tak melukai apa lagi membuat yang tersayang menangis karena kecerobohannya.
Ya sia-sia sudah semua.
Sakit yang aku terima tak adil, Kenapa harus dia yang bahagia bersamamu sekarang.
Dimana hati kamu,Hah??
kemana saja kamu? Kemana saja hati kamu selama ini?
Apa kau tak melihat ketulusan ini? Apa kau tak merasa atau tak peduli dengan rasa ini?
Aku yang selama ini jadi tempatmu berkeluh, Aku yang selama ini menjadi tempatmu meratap.
Tapi sekarang...
Lihat!!! Aku yang terluka.
Kamu punya hati kan atau memang sebenarnya tak punya hati?
Berbulan-bulan nunggu hal yang nggak pasti dan yang jauh itu nggak mudah.
Aku yang ngerasain dan kamu nggak peduli.
Sakit, dengan mudah melepas dan membawa genggaman hati lain bersamamu
Ya kamu memang terlihat munafik soal ketulusan.
Kamu bilang,kamu yang paling tulus dan yang terbaik.
Mungkin yang terbaik untuk membuat luka yang begitu dalam dihatiku,yah mungkin itu maksudmu...
Terima kasih untuk luka itu,aku mengerti sekarang..
Kini tak ada gunanya aku menyiksa diri sedangkan yang dinanti tak kunjung mengerti,biarlah tangan Tuhan yang mengatur
Dan aku paham sekarang.
Sebuah ketulusan itu bukan dilihat dari perkataan dan seberapa lama kita bersama.
Tapi apa saja yang kita lakukan untuk bertahan dan menunggu.
Walaupun itu hanya akan berujung pada kata percuma dan mustahil.

Minggu, 07 April 2013

Mengagumimu

Merindukan kamu itu layaknya tanah gersang yang menanti hujan turun dimusim kemarau.
Kenapa harus aku yang merasa tersiksa oleh rindu yang sepihak ini, dan kamu cuma menjadi inti dari semua itu.
Salah ya aku memendam rindu? lalu kenapa kamu tak pernah merasa dan tak ingin tau dibalik semua pesan singkat yang aku kirim.
Ah..mungkin kamu cuma memaknai itu sebagai pesan singkat yang biasa dan sudah berkali-kali hadir diinboxmu.
Mengharapkan kata "Hai?" seperti tak mungkin ,yah aku paham betul itu.
Aku tau,tak cuma aku yang menyimpan rindu.
Kamu baik dan tak heran jika banyak yang mengagumimu,dan mungkin tak cuma aku yang menanti balasan atas pesan singkatmu,apa ini artinya aku harus menunggu dan menunggu lebih lama mungkin,agar kamu menyadari arti kehadiran aku dihidup kamu.
Siapa sih yang tak terpaku dengan apa yang kamu miliki sekarang,tapi sayangnya aku tak mencari itu.
Aku mencari kenyamanan yang pernah kamu beri,layaknya seorang yang lebih tau dariku.
Kau memberi ribuan pesan yang tak lepas dari bagaimana kamu menghargai seorang wanita dan aku butuh sosok itu.
Lagi-lagi harus membisukan mulut saat bertatapan denganmu,tangan dingin yang jadi pelengkap. Aku mengaggumimu,tapi kau tak taukan?
Ya, sudah berkali-kali aku menghela nafas setelah bercakap denganmu,seperti kehabisan rentetan kata yang biasanya begitu mudah aku susun dengan kedipan mata.
Ah..sulit, sangan sulit
Apa aku perlu membius diriku sendiri dengan kata Biasa.
Mana mungkin aku bisa..
Tak taulah itu perasaan apa,yang aku tau itu berbeda dan tak wajar.
Mungkin cuma bisa mengagumimu lewat diam dan tatapan harapan :)

Jumat, 05 April 2013

Tulusnya Kamu

Ku pikir aku sudah melupakanmu berikut dengan kenangan bodoh yang pernah ada. 
Ternyata aku salah,aku masih saja menagisi kepergianmu,kepergian yang aku buat dan berujung pada keputusanmu yang membuatku sadar akan pentingnya kamu disini.
Bodoh..!! yah mungkin cuma sebutan itu yang pantas untukku.
Mungkin aku terlalu dibutakan oleh harapan kosong yang ada dikejauhan yang tak mungkin aku jangkau
Tapi kenapa harus mengabaikan harapan yang jelas-jelas nyata dan tulus untukku?..
Masih bisa ku ingat muka merah yang selalu saja kau sembunyikan ketika bertemu denganku, dan keringat dingin yang kau bilang tanda salah tingkahmu yang selalu jadi ciri karena cibiran teman-temanmu .
Lucu memang,tapi semua itu nggak bisa lagi aku ulang. Ah..andai bisa ku putar waktu.
Guyuran hujan sore tadi membuatku ingat pada keras kepalanya kamu. Hujan deras yang mengguyur Tubuhmu pun tak kau hiraukan apalagi dinginnya. Aku yang dibelakangmu menggigil menahan dingin tapi kamu malah berusaha untuk tak peduli ,Hanya karena ingin menjagaku dan melihatku tak basah kuyup. Katamu "kamu nggak kenapa-kenapa kan ? ",Tulusnya kamu..
Jelas-jelas kamu yang basah.Kamu nggak pernah taukan aku netesin airmata buat kamu. Jelaslah,aku nggak tega liat kamu nahan dingin cuma buat aku. 
Aku Sakit pun masih kamu yang peduli,sedangan yang aku harapkan bukan kamu. Yah harapan kosongku tentunya. Katamu "ini aku bawakan jus kesukaan kamu,diminum ya?..biar cepet sembuh,aku kangen ketawa kamu" , Tulusnya kamu
Yah,sandaran yang pernah kau tawarkan, katamu "ngantuk ya? tiduran aja dipundakku..ntar kalo udah nyampek aku bangunin??.." Tulusnya kamu
Dan kamu sakit pun kamu masih bisa khawatir sama aku "aku nggak kenapa-napa kogh,aku anter yah?aku takut kamu kenapa-napa?." Tulusnya kamu
Sampai waktu aku masih mengharapkan harapan yang jelas-jelas kosong yang sering aku sebut cinta. Kamu masih bisa senyum dan ngasih suport ke aku, padahal yang aku tau kamu sayang banget sama aku.
Ya, nggak bisa bayangin harus mengobati luka yang segitu banyaknya aku goreskan dihati kamu. Harus berapa banyak perban yang kamu butuhkan.
Dengan mudahnya kamu cuma bilang "Jangan cemberut donk ntar jelek ,pertahanin hubungan kamu ya..aku disini bakal jadi sahabat terbaik kamu",Tulusnya kamu....
Ah,sahabat??...Munafik.
Jelas-jelas kamu pernah bilang sayang sama aku kemarin.Tapi memang dulu,aku yang tak mau peduli dengan kata itu.
Aku tau nahan sakit itu nggak gampang,apa lagi kamu yang tau aku masih sering susah payah mempertahankan harapan kosongku.
Berbulan-bulan kamu biasakan diri untuk menahan dan mengobati luka kamu sendiri tanpa ingin memberi tahu aku yang memang tak begitu memperdulikanmu.
Ketika aku lelah untuk bertahan dan aku berusaha melepas harapan kosong itu. 
Sampai aku mulai menyadari ada sosok yang hilang selama ini.
Yah tentunya harapan yang nyata dan tulus untukku,tak lagi aku temui sosoknya. Kamu menghilang tanpa meninggalkan salam pisah padaku.
Mungkin Kamu lelah oleh sikapku yang tak mau tau.Atau mungkin ada cinta lain yang kamu kejar,
Ah...aku bodoh,kenapa baru menyadarinya setelah semua menghilang.
Sosok pemalu yang tak pernah putus asa untuk membuatku tersenyum,sosok periang yang selalu ada untuk tempatku berkeluh.
Pergi....pergi jauh,......entahlah 
Yang aku ingat kamu pernah bertanya "kalo aku nggak ada kabar,jangan cari aku. Suatu saat jika aku datang kerumah kamu dengan cita-cita kebanggaanku yang akan aku buat untuk bingkai kehidupan dimasa depanku,kamu mau nggak terima cinta aku?"
Aku sempet menangis lagi untuk mengenang pertanyaan kamu itu, aku berharap mungkin karena itu. walau aku tau luka-luka yang aku buat pasti masih sulit untuk sembuh.
Tapi jika bukan, aku harus rela, serela-relanya kamu melihatku bahagia diwaktu lalu bersama harapan kosongku. 
Aku disini tetap berharap kamu kembali ,
Ya kamu,Harapan yang Pasti dan Tulus untukku.....

Ketika tanyaku tak lagi kau jawab,pernah kamu berpikir jika itu menyakitkanku?pernah kamu berpikir itu akan membuatku lelah?

Ketika tanyaku tak lagi kau jawab,pernah kamu berpikir jika itu menyakitkanku? pernah kamu berpikir itu akan membuatku lelah? Rasa ini masih sanggup menanti dan memaklumi ketidak pekaanmu,tapi entah suatu saat jika aku mulai lupa bagaimana memaafkanmu.
Berjam-jam menunggu kabar yang tak pasti hanya untuk melihat hadirnya kamu dalam bisunya jendela chattingku,ntah hanya obrolan tanpa sepatah kata. Atau hanya sapaan singkat yang terkesan pahit.
Kamu nggak pernah tau,akhir-akhir ini aku mulai menyadari akan ketidak pentinganku dalam hidupmu.Yah aku mengerti, Aku tak ada hak untuk menuntut apapun. Aku siapa? toh kamu tak peduli.
Denting waktu yang seperti berabad-abad membuatku semakin bosan untuk menunggu. Sapaanmu,ya cuma itu. Terdengar remeh bukan.
Tapi kamu nggak pernah tau dan nggak akan tau apa yang selama ini aku khawatirkan,pastinya tentang ketidak pekaanmu yang semakin membuatku benci jika harus menunggu lebih lama lagi.
Tentang sosok yang aku kagumi dalam diam,tentang sosok yang aku kagumi selama ini.
Kamu yang membuat hariku sempat terkesan indah walau hanya dengan sapaan Selamat Pagimu yang terkesan manis diawal tapi akhirnya hanya berakhir dengan kata spele yang aku buat untuk membuatmu nyaman.tapi kamu tak paham dan tak membalasnya dengan manis.
Lihat aku yang diam-diam mengagumimu,yang diam-diam merapikan hatinya hanya untuk kamu.
Ah..Mustahil!!!! segala rasa yang aku buat seindah mungkin untuk menyambutmu,hanya kamu balas dengan sapaan singkat yang remeh.
Aku berharap kamu mengerti akan rasa ini,rasa yang aku pendam sendiri dengan doa pada Tuhanku tanpa seorangpun yang tau.
Kamu harus tau aku selalu menulis kalimat singkat hanya untukmu,tapi sekarang aku hanya dikecewakan oleh harapan.
Kenapa dari awal kau antusias menyambut sikap biasaku hingga kini aku sadar bahwa kamu yang berbeda,tapi sayang aku terlambat untuk menyadarinya.
Harus berapa kali lagi aku menunggu? sampai aku menangis darah disini? atau sampai aku terbujur kaku bersama kenangan itu?
Mengertilah, aku baru menyadarinya,aku salah jika telah membuang waktu mencari kepingan hati lain yang tak seramah kamu.
Tapi kenapa sikapmu sedingin ini sekarang,serasa tak mengenal suara tawaku yang dulu sempat kau ciptakan sendiri .
Aku memang tak seutuhnya mengenalmu,tapi aku yakin kamu yang terbaik untukku.
Dari kata menghargai seorang perempuan adalah tumpuhanmu,kamu menghargai aku yang bukan siapa-siapa kamu. 
Katamu kau tetap ingin menyapaku disela kesibukanmu, terlalu indah bukan kata itu. Padahal aku tau untuk istirahat pun kamu tak begitu sempat. Mengesankan bukan,walau itu cuma pesan singkat yang kau kirim bulan lalu.
Sesederhana itu bukan kamu membuat hati angkuhku merunduk lalu tersenyum menyambutmu.
Tapi sekarang mana? tak ada satu pun yang kau ingat dari masa itu.
Yah mungkin tak terlalu istimewa bagimu.
Cepatlah menyadari kehadiranku,cepatlah menyadari perhatianku. lalu ingatlah masa itu.
Aku masih ingin mengulang tanpa rindu yang sepihak :) 

Jumat, 01 Maret 2013

Sempat Bahagia Bersamamu

Bintang menjadi saksi bisu saat aku merindukanmu.Bulan menjadi penghibur saat aku mengingatmu. Malam menjadi bingkai saat aku mengenangmu. Lalu hujan menjadi pelengkap tangis saat aku tak lagi bisa bersamamu

Kenapa harus ada keegoisan antara kita. 
Kenapa harus ada kebohongan antara kita. Dan kenapa harus ada penghianatan. Kenapa?..kenapa??..dan kenapa??..

Aku tau aku sempat mengecewakanmu. 
Tapi ini bukan kesengajaan yang aku buat. Aku mengaku salah atas kelalaianku . Dan aku mengaku salah atas kebodohanku

Mengertilah....

Kita belum sempat mengurai hari bersama. Kita belum sempat mengukir senyum bersama. Dan kita juga belum sempat menata masa depan bersama

Memanglah tak salah ketika kepergian yang jadi keputusanmu. 
Apakah harus aku yang tersakiti . Dan apakah juga harus aku yang menyesal setelah ini. Aku sadar waktu tak bisa kembali seperti kepergianmu sekarang. Tapi mengertilah aku akan selalu mengingat. Bahwa aku pernah bahagia bersamamu