Minggu, 27 April 2014

Setelah Perpisahan

Selamat malam Tuan,apakabar dengan hatimu setelah perpisahan?
Aku harap kau baik-baik saja..
Tuan,Mungkinkah aku merindukanmu ataukah belum bisa merelakanmu?
Aku menangis sesak disini Tuan,sesak yang dalam ...
Dadamu Tuan adalah pemilik peluk paling hangat yang pernah menimang aku sampai terlelap
Jemarimu Tuan adalah pemilik genggaman paling erat yang pernah aku rasakan
Dan senyummu Tuan,adalah penghias hari-hariku sebelum perpisahan
Maafkan aku Tuan,bila harus memilih perpisahan antara kita
Sungguh munafik jika aku bisa bahagia,bisa tertawa tanpa kamu
Ada ingin yang saya damba setelah perpisahan yaitu kembali bersamamu
Aku bukan menyesal Tuan,aku cuma menyayangkan masa lalu Kita
Kau harus tau,setia telah saya pegang diam-diam demi kamu Tuan
Kau juga harus tau,masih mencintaimu telah menjadi alasan aku menangis malam ini
Maafkan saya Tuan,jika harus memunafikkan diri setiap berhadapan denganmu
Aku memang diam Tuan,aku memang ikut tertawa bersamamu saat itu Tuan
Tapi saya lemah jika berada dibelakangmu Tuan
Entah Tuan,rasanya setiap berhadapan dan saling membisu,
Yang ingin aku lakukan hanya berlari mendekat lalu memelukmu
Tapi lagi-lagi saya harus menahan sakit sendiri
Maaf Tuan, jika saya selalu menangis sesak setelah bertatapan dengan kedua matamu
Maaf atas rindu ini...rindu yang tercipta setelah perpisahan...